Rabu, 11 Februari 2009

MULIANYA SEORANG MUKMIN KETIKA SHALAT



Betapa mulianya seorang mukmin dalam shalat, ia hamba yang rendah dan hina berbicara dengan ALLAH YANG MAHA MULIA dan AGUNG dan ALLAH menyahutnya dengan : hambaKu .............. hambaKu dengan
berulangkali.
Marilah kita hayati hadits qudsiy berikut :
Imam Ahmad bin Hambal dalam "musnad"nya, Al-Bukhary dalam Khalqu Af'ali-l-Ibad dan Muslim dalam "Shohih"nya, masing-masing meriwayatkan dari Abu Huroiroh r.a., bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda :
" Allah berfirman : " Aku bagi shalat (dalam kandungan Al Fatihahini dua bagian, setengah untukKu dan yang setengah untuk hambaKu, dan hambaKu berhak mendapat apa yang ia pinta"
Hamba itu berkata : " Alhamdulillahirobbilalamin"
Sahut Allah : " hambaKu memujiKu"
Hamba itu berkata : " Arrohmannirrohiim"
Sahut Allah : " hambaKu menyanjungKu"
Hamba itu berkata : " Maalikiyaumiddiin"
Sahut Allah : " hambaKu menagungkan asmaKU" atau menyahut dengan
" HambaKU menyerahkan diri kepadaKu"
Hamba itu berkata : " Iyyakana'budu wa iyyakanastaiin"
Sahut Allah : " Ini aku bagi antara Aku dan hambaKu, dan hambaKu berhak
mendapatkan apa yang ia pinta"
Hamba itu berkata : " Ihdinashshirotol mustaqiim. Shirotholladina anamta alaihim
Ghoiril mangdhubi alaihim walaadhooliin"
Sahut Allah : " Ini semua Aku karuniakan kepada hambaKu dan hambaKu
berhak mendapat apa yang ia pinta".
Betapa mulia kita hamba yang hina yang penuh dengan dosa bisa berbicara dengan Allah Azza wa Jalla ketika kita membaca Al Fatihah dalam sholat, alangkah tidak sopannya kita jika kita tidak khusuk menghayati sahutan Allah. Mudah - mudahan Allah menolong kita Amin. Dan tidak dibenarkan kita membaca Al Fatihah dengan tidak berhenti sejenak (saktah) diakhir ayat karena disitu ada sahutan dari Allah Azza wa Jalla (*tambahan penulis).
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, berhentilah sejenak, kemudian bacalah bersama imam
bacaan : " Aaamiin "
Di saat imam membaca Al-Fatihah dengan suara keras, wajib bagi makmum untuk diam dan menyimak dengan baik, seakan-akan ia membaca Al-Fatihah itu di hatinya. Dengan demikian ia telah membaca Al-Fatihah, lalu membaca Amin bersama imam, dengan harapan bacaan Amin itu tepat bersamaan dengan bacaanAmin malaikat di langit. Dengan demikian semoga Allah melimpahkan maghfirahNya.
Rasulullah s.aw. bersabda : " Dijadikan imam, semata-mata untuk dituruti, maka jika ia telah selesai takbir maka segeralah bertakbir, dan jika ia membaca Al Qur'an, maka diamlah" (Hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Daud. Berkata Imam Muslim : hadits Shohih".
Jika menghendaki membaca dan khawatir kelengahan hati saat imam membaca Al-Fatihah, sehingga dengan demikian ia tidak membacanya walau dalam hati, maka sebaiknya ia membaca Al Fatihah itu ayat demi ayat di saat berhentinya bacaan imam seejenak pada tiap ujung ayat al Fatihah hingga akhir dan membaca Amin bersama imam. Karena membaca Al Fatihah di saat imam mambaca surat, berarti menyalahi perinta " diam dan menyimak bacaan Al-Qur'an" yang sedang di baca imam. Wallahu a'lam.
Adapun saat imam membaca Al Fatihah dengan pelan yakni pada sholah zhuhur dan Ashar atau di rakaat ketiga Maghrib dan ketiga serta keempat Isya', maka wajib bagi makmum membaca sendiri di belakang imam.
(Dinukil dari : BIMBINGAN SHALAT MENUJU PENGHAYATAN UBUDIYAH, pengarang Rahmat al-Arifin bin Ma'ruf, Penerbit Pustaka Lisan Malang, cetakan pertama tahun 1985")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar